Banyuwangi, Jawa Timur - Kerja keras warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi mempertahankan budaya berbuah manis. Desa di barat kota Banyuwangi ini dinobatkan sebagai Desa Budaya Nasional tahun 2022 oleh Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Prestasi ini satu-satunya di Provinsi Jawa Timur.
Desa yang dihuni masyarakat suku Osing ini memang dikenal kental dengan budaya. Selama ini, dirawat dan dilestarikan dengan baik. Bahkan, sejak turun temurun tanpa perubahan. Berbagai budaya ini menjadi kebiasaan rutin warga setempat. Misalnya, tradisi tolong menolong ketika warga mendirikan rumah. Hingga kini masih terjaga dengan baik.
Ada juga berbagai ritual khas yang menjadi ciri khas kehidupan warga Kemiren. Salah satunya, pembacaan lontar Yusuf yang digelar setiap ada hajatan warga. Lalu, tradisi lain yang digelar dengan semangat gotong royong.
“Jadi, semangat gotong royong dibalut budaya ini menjadi kebiasaan sehari-hari,” kata Kepala Desa Kemiren, Muhammad Arifin, Jumat (23/12) pagi.
Selain tradisi, geliat ekonomi berbasis budaya juga dirasakan warga Desa Kemiren. Seperti, pasar rakyat yang menyajikan berbagai ragam kuliner khas Osing. Seluruhnya mencerminkan kehidupan warga dengan balutan budaya asli.
“Pelestarian kuliner dan jajanan Osing ternyata mendorong geliat ekonomi. Jadi, warga makin semangat melestarikan budaya,” tegas Arifin.
Pihaknya berharap, anugerah Desa Budaya ini akan menambah kekompakan warganya menjaga tradisi. Tak hanya budaya, namun alam dan berbagai kebiasaan sehari-hari. Seperti, penggunaan busana Osing, model rumah hingga bahasa dalam percakapan setiap hari.
Terpilihnya Desa Kemiren adalah salah satu dari lima desa yang terpilih secara nasional. Kelima desa yang terpilih menyisihkan 235 desa di Nusantara yang mengikuti seleksi panjang. Salah satu kriteria penilaiannya adalah terjaganya budaya dan tradisi yang berbaur dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Lalu, mampu mendongkrak ekonomi warga. (hoa/gol)
Load more