Banyuwangi, Jawa Timur - Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Banyuwangi mulai berdampak pada aktivitas jual beli ternak. Pasar hewan di wilayah ini memilih tutup. Alasannya, menghindari kerugian akibat sepinya penjualan ternak. Termasuk, mencegah penyebaran wabah PMK.
“Penutupan ini awalnya inisiatif para pedagang dan pengelola pasar. Mereka mengeluh, khawatir harga ternak anjlok seiring wabah PMK,” kata Kades Glagah, Slamet Priyo Widodo, Selasa (14/6/2022).
Pasar hewan Desa Glagah ini buka setiap hari Senin. Awalnya, penutupan diisi dengan penyemprotan seluruh lokasi pasar. Rencananya, Senin (13/6/2022) pagi, pasar akan dibuka lagi. Namun, muncul imbauan dari Muspika Glagah terkait penutupan aktivitas pasar.
"Akhirnya, kita tutup lagi. Selain keluhan pedagang, juga ada imbauan Muspika,” jelasnya.
Pedagang berharap, pasar hewan bisa kembali buka pada 2 minggu sebelum Idul Kurban. Sehingga, pedagang bisa bertransaksi menyambut datangnya hari raya. Mereka meyakini, harga akan meroket mendekati kurban.
"Itu harapan pedagang, kalau pemerintah desa tetap mengikuti imbauan dari kecamatan,” tegas Slamet.
Jika pasar diperbolehkan buka, pihaknya berharap ada aturan yang tegas. Terutama, pengawasan ternak yang masuk ke pasar. Sehingga, lalu lintas ternak bisa terdata dengan baik. Mulai asal ternak, siapa pembelinya hingga alamat pengiriman ternak. Jika ditemukan kasus baru PMK, tentunya akan mudah dilacak.
"Kalau penyemprotan, juga harus jelas. Apa saja yang akan semprot ketika pasar dibuka,” tutupnya. (hoa/act)
Load more