Lumajang , Jawa Timur – Proses pembangunan Jembatan Gantung Gladak Perak darurat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga saat ini telah mencapai 60 persen.
Pembangunan Jembatan darurat penghubung Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo tersebut, saat ini sudah proses pengerjaan memasuki tahap pemasangan landasan jembatan, baik dari blok Malang maupun blok Lumajang.
“Jadi saat ini sudah memasuki tahapan pemasangan landasan jembatan secara bersamaan baik dari sisi Malang maupun Lumajang,” jelas Tubagus, selaku pelaksana proyek, Minggu (10/4).
Lebih lanjut, Tubagus menjelaskan setelah pemasangan landasan selesai, selanjutnya akan dilakukan pengerjaan vertical briefe di samping kanan dan kiri. Jembatan gantung darurat ini mencapai panjang 120 meter dan lebar 180 cm. Sesuai target, jembatan ini diperkirakan akan selesai pada 20 April 2022 mendatang.
"Untuk proses pengerjaannya saat ini sudah mencapai 60 %. Sesuai target, direncanakan pada 20 April 2022 jembatan sudah bisa digunakan,” imbuhnya.
Terpisah, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menjelaskan, bahwa jembatan darurat ini hanya digunakan sebagai akses bagi kendaraan roda dua atau kendaraan darurat, seperti ambulans.
“Sebelum lebaran nanti, jembatan sudah bisa digunakan, tapi hanya untuk akses kendaraan roda dua atau kendaraan darurat seperti ambulans. Jadi kendaraan lain jangan memaksakan diri,” tegas Thoriq.
Selain itu, proyek tersebut juga bertujuan untuk mempermudah jalur ekonomi masyarakat, yang sudah 4 bulan ini terganggu dan harus melalui jalur alternatif darurat di Curah Kobokan. Sebab, hingga saat ini proses pembangunan jembatan utama di sisi timur jembatan gantung darurat ini, masih dalam tahapan penggalian pondasi.
“Sedangkan, untuk pembangunan jembatan utama masih butuh waktu lama, saat ini sudah dilakukan penggalian pondasi dan diperkirakan proyek jembatan utama ini akan bisa terselesaikan dalam tahun ini, jadi mohon doanya,”pungkasnya.
Sebelumya, dua jembatan di lokasi ini baik jembatan perak lama maupun baru, putus dan ambruk akibat diterjang awan panas guguran Gunung Semeru, yang terjadi pada 4 Desember 2021 silam. Akibat bencana ini, akses penghubungan Kabupaten Lumajang – Malang putus total.
Sebagai jalur alternatif tercepat, selama ini warga harus melewati jalur berbahaya dan melintasi aliran Sungai Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang sering diterjang banjir lahar semeru terutama saat hujan. (Wwn/hen)
Load more