Hensat menyangkan sikap Gibran yang hanya mementingkan sisi penampilan saja dan hanya fokus kepada gimik sehingga beberapa kali melupakan pertanyaan yang dilontarkan oleh Muhaimin dan Mahfud.
“Mas Gibran itu banyak gimik yang akhirnya dia melupakan pertanyaan yang dilontarkan oleh lawan debatnya. Misal pertanyaan Pak Mahfud soal redistribusi, kemudian konsep trisaktinya bung Karno. Kemudian kepada Gus Imin juga sama yang malah fokus ke botol plastik yang mungkin saja botol itu disediakan oleh panitia. Jadi banyak hal yang membuat Gibran tidak fokus ke substansi,” tutur Hensat.
Selain gimik, hal yang turut dikritisi pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini dari Gibran adalah terkait etika dan kesopanan.
Baginya cara Gibran mempermalukan lawan debatnya dinilai berlebihan dan tidak disukai banyak orang.
“Tentang kesopanan Mas Gibran kemarin kebablasan. Gayanya dia yang ingin mempermalukan Cak Imin dan Pak Mahfud seperti mencari-cari jawaban Pak Mahfud dan menyinggung Cak Imin yang baca catatan walau itu diperbolehkan. Tentu itu tidak disukai oleh banyak orang dan mungkin juga tidak disukai oleh Gen-Z,” ujar dia.
Hensat yakin dengan melihat performa Muhaimin dan Mahfud pada debat semalam maka dapat membantu menaikan elektabilitas pasangan masing-masing.
Namun lain halnya dengan Gibran yang bukan tidak mungkin justru menggerus elektabilitas mereka.
Load more