Jakarta, tvOnenews.com - Kabar dari Presiden Jokowi begitu megejutkan publik. Pasalnya, baru-baru ini Presiden Jokowi menjelaskan soal permasalahan stunting di Indonesia.
Di mana, eks Wali Kota Solo itu katakan, bahwa masalah stunting tak hanya menimpa keluarga yang kurang mampu, melainkan ke anak-anak yang berasal dari keluarga serba ada (orang kaya).
"Anaknya orang kaya yang stunting juga ada," kata Presiden Jokowi di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, (23/7/2023).
Kemudian, eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebutkan, stunting yang berasal dari keluarga ekonomi berkucupan karena perilaku orang tua yang tak memiliki waktu untuk memperhatikan gizi anak, seperti terlalu sibuk bekerja.
Akhirnya, lanjut Jokowi, anak-anak mereka di rumah tidak terawat dengan gizi seimbang dan cukup.
"Karena orang tuanya terlalu sibuk, anaknya enggak keurus gizinya," beber Presiden Jokowi.
Di samping itu, Jokowi juga jelaskan, pemerintah akan terus menekan angka stunting supaya menurun.
"Saya datang ke Kabupaten Seluma, Bengkulu dalam rangka memastikan anak-anak kita, balita kita sehat semuanya. Kita ingin memastikan dalam rangka hari anak nasional, bahwa stunting itu selalu turun setiap tahunnya, tidak bisa langsung hilang, tetapi turun," ujar Jokowi.
Di posyandu Sarimulyo, Jokowi meninjau rangkaian pemeriksaan fisik terhadap bayi dan balita. Menurut dia, pemeriksaan fisik di sini rutin dilakukan guna memastikan anak-anak tetap tumbuh dengan sehat.
Makanya, Jokowi apresiasi upaya yang dilakukan Kabupaten Seluma yang berhasil menurunkan angka stunting senilai 4 persen dari sebelumnya.
"Saya senang di Kabupaten Seluma turunnya 4 persen, bagus. Ini untuk memastikan anak-anak kita semuanya sehat dan memiliki masa depan yang baik sebagai sebuah SDM unggul nantinya," ucapnya.
Memang, ucap Jokowi, pemerintah punya target tingkat stunting secara nasional tahun 2024 dapat berada di bawah 14 persen. Makanya, pemerintah akan mendukung melalui anggaran yang cukup dan mengecek penurunan stunting secara rutin guna mengendalikan tingkat stunting di setiap daerah.
"Dari pusat, setiap tahun karena kita punya target tahun depan 2024 harus di angka 14 persen, di bawah 14 persen. Jadi memang anggaran kita selalu naik, karena memang kita ingin itu. Kita cek setiap dua minggu, setiap bulan kita cek dan kelihatan siapa yang tinggi, siapa yang turun akan kelihatan, kita selalu kontrol dengan cara-cara yang seperti itu," bebernya. (aag)
Load more