Tampak Atas Kota Makkah yang Dilihat dari Gua Hira.
Sumber :
  • Dok. Media Center Haji 2024

Sirah Nabawiyah: Fase saat Nabi Muhammad SAW Dakwah di Makkah

Rabu, 11 September 2024 - 18:00 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Setelah Nabi Muhammad SAW dimuliakan oleh Allah SWT dengan nubuwwah dan risalah, kehidupan Rasulullah SAW dapat dibagi dua fase, yakni Makkah dan Madinah.

Masing-masing fase ini memiliki keistimewaan tersendiri.

Sementara secara total berikut lama perjalanan Nabi Muhammad SAW di fase Makkah dan Madinah.

Fase Makkah : berlangsung selama sekitar 13 tahun

Fase Madinah : berlangsung selama 10 tahun penuh

Masing-masing fase mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya.

Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama terhadap kondisi-kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua fase tersebut.

Untuk fase Makkah sendiri dibagi menjadi tiga tahapan.

1. Tahapan dakwah sirriyah (dakwah secara sembunyi-sembunyi)

Dakwah secara sembunyi-bunyi ini berlangsung selama tiga tahun.

Sebagaimana diketahui, Kota Makkah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab.

Di sana terdapat para pengabdi Ka’bah dan pengurus berhala serta patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab.

Sehingga untuk mencapai tujuan, yaitu melakukan perubahan di kota Makkah, akan lebih sulit dan sukar jika dibandingkan apabila hal tersebut jauh darinya.

Karenanya, dakwah membutuhkan tekad baja yang tak mudah tergoyahkan oleh beruntunnya musibah dan bencana yang menimpa.

Maka adalah bijaksana dalam menghadapi hal itu, memulai dakwah secara sirri (sembunyi-sembunyi) agar penduduk Makkah tidak dikagetkan dengan hal yang (bisa saja) memancing emosi mereka.

2.Tahapan dakwah jahriyyah (dakwah secara terang-terangan)

Dakwah terang-terangan ini dilakukan kepada penduduk Makkah, dari permulaan tahun keempat kenabian hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Adapun perintah pertama untuk menampakkan dakwah adalah surah As Syu’ara ayat 214.

وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ

Artinya: Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.

Sebelumnya, terdapat alur cerita yang menyinggung kisah Nabi Musa AS dari permulaan kenabiannya hingga hijrahnya bersama Bani Israil dan lolosnya dari kejaran Firaun.

Rincian kisah ini semata-mata diceritakan seiring perintah kepada Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah secara terang-terangan.

Di tahap ini Nabi Muhammad SAW memulai berdakwah kepada kerabatnya.

Nabi Muhammad SAW mengundang kerabat terdekatnya, Bani Hasyim.

Mereka datang dengan berjumlah 45 orang.

Namun ketika Nabi Muhammad SAW mulai bicara, Abu Lahab memotong dan berkata.

“Mereka itu paman-pamanmu dan para sepupumu. Bicaralah dan tinggalkanlah menganut agama baru. Ketahuilah! Bahwa kaummu tidak akan mamou melawan bangsa Arab. Aku adalah orang yang paling pantas mencegahmu. Cukuplah bagimu suku-suku dari pihak bapakmu. Bagi mereka, jika engkau bersikeras melakukan apa yang engkau lakukan sekarang, adalah lebih mudah ketimbang bila seluruh marga Qurasyi bersama bangsa Arab bergerak memusuhimu. Aku tidak pernah melihat ada orang yang membawa kepada suku-suku dari pihak bapaknya sesuatu yang lebih jelek dari pada yang telah engkau bawa ini”

Nabi Muhammad SAW hanya diam dan memilih untuk tidak bicara pada pertemuan itu.

3.Tahapan dakwah di luar Makkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya

Pada tahap ini penyebaran Islam terjadi di kalangan penduduk dari penghujung tahun ke sepuluh kenabian, yang juga mencakup Fase Madinah dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah SAW.

Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian atau tepatnya pada penghujung bulan Mei atau awal Juni 619 Masehi, Nabi Muhammad SAW pergi menuju kota Thaif.

Thaif berada sekitar 60 mil dari kota Makkah.

Nabi Muhammad SAW datang dan pergi ke Thaif dengan berjalan kaki didampingi oleh anak beliau yang bernama Zaid bi  Haritsah.

Setiap melewati suatu kabilah, beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam namun tidak satu kabilah pun yang memberikan respon.

Ketika tiba di Thaif, Nabi Muhammad SAW mendatangi tiga saudara yang merupakan pemuka kabilah Tsaqif.

Namun salah satu dari mereka tidak menerima ajakan Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW tinggal di Thaif selama 10 hari.

Namun tidak ada penduduk Thaif yang mau ikut ajakan Nabi Muhammad SAW.

Bahkan penduduk Thaif menghina, meneriaki hingga melempari batu dan membuat kening Nabi Muhammad SAW berdarah.

Zaid bin Haritsah menjadi perisai namun tak berhasil.

Saat itulah malaikat marah dan menawarkan untuk membalikkan gunung.

Namun Nabi Muhammad SAW sangatlah mulia dan meminta malaikat tidak melakukan itu

Nabi Muhammad SAW berdoa dan yakin di penduduk Thaif nanti akan memeluk Islam.

Itulah kisah sedih di awal mula dakwah Nabi di luar Makkah.

Kisah Nabi Muhammad SAW saat di fase Makkah, yang dilansir tvOnenews.com dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.


 

Wallahu’alam

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:21
03:26
07:40
02:04
01:13
03:43
Viral