Biaya Penerbitan Surat Utang Semakin Mahal, Kemenkeu Justru Sebut Minat Lelang SUN Tinggi Berkat Solidnya Perekonomian RI.
Sumber :
  • Antara Foto

Biaya Penerbitan Surat Utang Semakin Mahal, Kemenkeu Justru Sebut Minat Lelang SUN Tinggi Berkat Solidnya Perekonomian RI

Selasa, 30 April 2024 - 19:41 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah semakin mahalnya biaya penerbitan Surat Utang Negara (SUN), Kementerian Keuangan justru menyoroti tingginya minat terhadap obligasi pemerintah dalam lelang yang digelar 30 April 2024. 

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, tingginya minat lelang SUN tercermin pada jumlah penawaran (incoming bids) yang menjadi Rp50,2 triliun, dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya sebesar Rp32,34 triliun.

“Hal ini didukung oleh indikator perekonomian domestik yang konstruktif, antara lain solidnya kinerja APBN sampai akhir triwulan I 2024 dengan mencatat surplus sebesar Rp8,1 triliun, dan meningkatnya likuiditas domestik dengan pertumbuhan money supply (M2) pada bulan Maret lalu,” kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Total incoming bids atau penawaran khusus dari investor asing pada lelang SUN hari ini juga meningkat signifikan menjadi Rp8,81 triliun, dibandingkan dengan Rp2,94 triliun pada lelang Surat Utang Negara sebelumnya.

Mayoritas dari incoming bids tersebut berada pada seri SUN tenor menengah (5 tahun) sebesar Rp4,53 triliun atau 51,43 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp3,23 triliun atau 15,05 persen dari total yang dimenangkan (awarded bids).

Deni menambahkan volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir yang disebabkan oleh faktor global, seperti ekspektasi tingkat bunga tinggi the Fed untuk waktu yang lebih lama (high for longer) dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, mendorong kenaikan tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) secara umum.

Semakin Mahal

Meski banyak penawaran yang masuk, tingkat imbal hasil yang diminta investor dalam lelang kali ini jauh lebih tinggi dibandingkan lelang yang dilakukan pada Maret 2024. 

Tingkat imbal hasil atau yield obligasi bertenor 10 tahun FR0100 bahkan telah mencapai 7,239 persen, atau lebih tinggi 0,559 persen dibandingkan lelang surat utang yang sama  pada bulan Maret 2024. 

Padahal, obligasi bertenor 10 tahun ini menjadi acuan, dan paling banyak diminati dengan jumlah penawaran yang masuk hingga Rp14,23 triliun. Sementara yang dimenangkan tercatat sebesar Rp8,05 triliun. 

Selain obligasi bertenor 10 tahun, tingkat imbal hasil yang tinggi juga tampak pada obligasi FR0101 (5 tahun) sebesar 7,159 persen dan FR0097 (19 tahun) sebesar 7,159 persen. Bahkan imbal hasil tertinggi untuk FR0098 (15 tahun) sebesar 7,239 persen. (hsb)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral