- Tim TvOne/ Taufik
Pasca Penetapan TSK, Papan Bunga Ucapan Terima Kasih Ramai di Mapolres Langkat
Langkat, Sumatera Utara - Pasca penetapan status tersangka oleh Polres Langkat terhadap 5 orang warga yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Paino, mantan anggota DPRD Langkat periode 2014 - 2019 dengan cara ditembak, Mapolres Langkat diramaikan dengan banyaknya papan bunga ucapan terima kasih di depan Mapolres, Rabu (15/2/2023).
Papan bunga ucapan terima kasih ini datang dari sejumlah warga Desa Besilam Bukit Lambasa dan keluarga korban atas kinerja Polres Langkat dibawah pimpinan Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang dan jajarannya serta Polda Sumut beserta jajarannya.
Menyikapi banyaknya papan bunga tersebut, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang mengatakan bahwa ini sudah merupakan tanggung jawab dari kepolisian demi menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
"Alhamdulillah, berkat rahmat Allah dan dukungan masyarakat kasus penembakan korban Paino dapat terungkap. Kami juga mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak dan kami akan menangani kasus ini dengan sebaik - baiknya," tulis Kapolres Langkat melalui pesan whatsapp saat dikonfirmasi awak media.
AKBP Faisal juga berpesan agar masyarakat khususnya di Desa Besilam Bukit Lambasa Kecamatan Wampu tidak perlu khawatir, karena personil kepolisian akan selalu hadir ditengah - tengah masyarakat dan melakukan tindakan tegas bagi siapa saja yang melanggar hukum.
"Masyarakat Langkat tidak perlu khawatir dan cemas karena personil kepolisian akan selalu hadir dan menindak tegas siapapun yang melakukan pelanggaran," sambung AKBP Faisal.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Sumaini mengaku tenang dengan adanya penetapan status tersangka terhadap pelaku penembakan tersebut, namun warga juga berharap agar kasus ini merupakan kasus yang terakhir dan tidak akan terulang kembali di desa mereka.
"Kami masyarakat Desa Besilam Bukit Lambasa cuma mau tenang dan tidak ada terjadi keributan lagi, apalagi sampai menghilangkan nyawa. Kami cuma mau menjalani aktifitas sehari - hari dengan tenang tanpa ada gangguan dari siapapun," ucap Sumaini kepada awak media sambil meneteskan air mata.
Suamini juga berharap agar penegak hukum bisa memberikan keadilan bagi warga, agar kehidupan di desa mereka yang jauh dari pusat kota bisa mendapatkan ketenangan dalam mencari rejeki. (THT/LNO).