- tim tvone - aris wiyanto
Pasca Hari Raya Nyepi, Aktifitas Ekonomi di Bali Berangsur Normal
Denpasar, tvOnenews.com - Pasca Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946, warga di pulau Dewata Bali mulai menjalankan aktifitasnya kembali. Warga mulai bepergian menggunakan kendaraan untuk melakukan rutinitasnya sehari-hari.
Meski demikian, libur Hari Raya Nyepi yang ditetapkan hingga Rabu 12 Maret 2024 untuk memberi kesempatan umat Hindu Bali melakukan tradisi ngembak geni atau bersilaturahmi mengunjungi keluarga dan kerabat membuat sebagian besar perkantoran dan pertokoan masih tutup. Begitu juga pasar tradisional yang masih sepi dari pedagang.
Di Pasar Kreneng, Denpasar, misalnya, yang selalu ramai di pagi hari masih sepi dan lengang, sebagian besar kios masih tutup dan hanya segelintir pedagang saja yang berjualan. Sejumlah pembeli yang berbelanja mengaku sudah terbiasa dengan sepinya pasar usai Hari Raya Nyepi, karena kebanyakan pedagang masih pulang kampung merayakan Nyepi.
Mereka pun hanya berbelanja seperlunya, seperti Sri Wahyuni yang hanya membeli telur dan bawang untuk keperluan memasak.
"Mereka (pedagang) ini kan masih pulang kampung, jadi ya masih sepilah dagang-dagangnya, ada yang dari Karangasem, dari Negara, Jembrana, mereka ini masih di kampung, jadinya sepi pedagang di pasar," ujar Sri.
Meski hanya sedikit pedagang yang berjualan, namun tidak menyulitkan bagi pembeli yang sudah memahami suasana sepinya pasar pasca Nyepi.
"Enggak menyulitkan kok bagi saya, karena sudah terbiasa kan, paling besok pedagangnya sudah mulai datang, saya juga cuma membeli telur untuk berjaga-jaga saja kalau telur di rumah habis," katanya.
Aktifitas warga di Bali mulai kembali berjalan setelah selama 24 jam melaksanakan Catur Tapa Brata Penyepian yakni Amati Geni, tidak menyalakan api dan lampu serta api nafsu, Amati Karya, tidak bekerja, Amati Lelungan, tidak bepergian dan Amati Lelanguan, tidak bersenang- senang. (awt/hen)