- Ist
Aksi Solidaritas Mahasiswa Sulawesi Tenggara Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Tambang di NTB
Jakarta - Sejumlah mahasiswa di Sulawesi Tenggara (Sultra) mendesak pemerintah segera menutup PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) lewat aksi solidaritas.
Mereka menyuarakan desakan lewat aksi turun ke jalan dengan membawa poster kecaman terhadap direksi perusahaan tambang yang beroperasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tak hanya itu, para mahasiswa ini juga membakar foto Dewan Direksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara sebagai bentuk kecaman.
Mahasiswa menggelar aksi solidaritas ini di Gerbang Kampus Universitas Halu Oleo (UHO), Jl HEA Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, pada Rabu (28/12/2022).
Koordinator Aksi, Abdul Mukmin menjelaskan berbagai masalah yang dilakukan PT AMNT, di antaranya membuang limbah merkuri 14 ton per hari ke laut NTB.
Selanjutnya persoalan CSR sebesar Rp120 miliar per tahun yang tidak jelas dan persoalan pembatasan buruh untuk berserikat.
"Bahkan parahnya, sudah banyak memakan korban, karena pekerja yang kehilangan nyawa," ungkapnya.
Hal yang menjadi sorotan mahasiswa yaitu kebijakan ketenagakerjaan, mulai kecelakaan kerja sampai hilangnya nyawa pekerja, PHK sepihak, penghancuran serikat, jam kerja, pembatasan media sosial.
Menurut mahasiswa, perlawanan warga lokal Sumbawa Barat masih terus digelorakan dan berlanjut sampai hari ini.
Sejumlah mahasiswa dan masyarakat Sumbawa bahkan masih melakukan aksi mogok makan di Kantor Komnas HAM, tetapi belum juga ada titik terang.
"Kami mahasiswa Sulawesi Tenggara mendukung sepenuhnya aksi mogok makan mahasiswa dan masyarakat NTB yang sudah berlangsung selama 18 hari," ujarnya.
Selain mendukung aksi mogok makan, puluhan mahasiswa dari lintas kampus di Sultra ini meminta aparat kepolisian mengusut tuntas hilangnya nyawa pekerja di PT AMNT.
Kemudian, mahasiswa juga meminta Komnas HAM untuk menyelesaikan penyelidikan dugaan pelanggaran HAM tersebut.
"Kami meminta pemerintah untuk menutup PT AMNTl sampai penyelidikan Amnesti Internasional Indonesia rampung," tandasnya. (ebs)