Peran Perempuan di HUT RI Ke-79, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jakarta Singgung Tantangan Kota Global

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Desie Christiyana Sari menilai HUT RI ke-79 bisa menjadi momentum perempuan Indonesia mampu melakukan pembangunan dan pembentukan mentalitas generasi muda.

Dia mengingatkan tantangan terhadap kemajuan zaman yang semakin besar menuju Indonesia Emas 2045, terutama di Jakarta. 

Peranan wanita pun diharapkan tidak terpinggirkan oleh kaum pria dalam hal kemajuan Jakarta menuju kota global.

"Wanita-wanita di Jakarta harus berperan aktif dalam proses Jakarta menuju kota global. Karena Jakarta memiliki wanita-wanita yang hebat, " ujar Ketua Fraksi PD di DPRD DKI Jakarta, Desie Christiyana Sari, Jumat (16/8/2024). 

Dia menjelaskan  engan perwujudan Jakarta sebagai kota global, diharapkan lebih kurang 10 juta masyarakat Jakarta bisa menikmati dampak pembangunan.

"Karena pada hakekatnya, pembangunan Jakarta untuk menciptakan masyarakat Jakarta yang bahagia dan berkeadilan," tambahnya.

Desie meminta kaum perempuan agar lebih kreatif dan inovatif dalam upaya melahirkan gagasan untuk mendukung perkembangan Jakarta menjadi kota global.

"Jika kita melihat sejarah perjuangan bangsa meraih kemerdekaan hingga usia 79 tahun saat ini. Wanita Indonesia banyak yang ikut berperan aktif dalam perjuangan menumpas penjajahan di tanah air, seperti Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, dan tokoh perempuan lainnya," bebernya.

Menurutnya, hal tersbut membuktikan perempuan memiliki kemampuan berbuat yang sama dengan pria dalam memperjuangkan kemerdekaan dan pambangunan yang berkesinambungan.

"Momentum kemerdekaan ke-79 tahun ini saya harapkan kaum perempuan terus bebenah diri untuk memasuki Indonesia Emas 2045 mendatang," imbuhnya.

Desie berharap perjuangan kaum perempuan, yakni berupaya untuk tidak tertinggal dalam hal teknologi dan dalam menjawab tantangan bangsa baik dari dalam dan luar negeri.

Dia melanjutkan salah satunya, melalui karya dan kreasi sesuai dengan minat dan bakat masing-masing individu.

"Yang juga harus diingat bahwa negara tidak bisa menjalankan pembangunan berkelanjutan, kalau wanita-wanita-nya tertinggal jauh dibelakang," tukasnya.(lgn)