- Associated Press
Setelah Taiwan, Nancy Pelosi Mengunjungi Korea Selatan
Seoul, Korea Selatan — Setelah Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan anggota Kongres lainnya terbang ke Korea Selatan (negara sekutu utama AS sekaligus rumah bagi sekitar 28.500 tentara AS) sebagai bagian dari tur Asia yang mencakup kunjungan ke Singapura dan Malaysia.
Pelosi bertemu dengan para pemimpin politik Korea Selatan pada hari Kamis, termasuk Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin Pyo dan anggota senior Parlemen lainnya untuk membahas sejumlah isu termasuk keamanan regional, kerja sama ekonomi, dan masalah iklim.
Pelosi juga berencana mengunjungi daerah perbatasan antar-Korea yang dikendalikan bersama oleh Komando PBB yang dipimpin AS dan Korea Utara, menurut seorang pejabat Korea Selatan yang tidak mau disebut namanya.
Jika terjadi, Pelosi akan menjadi pejabat AS dengan profil tertinggi yang mengunjungi Area Keamanan Bersama setelah Presiden Donald Trump tahun 2019 lalu, untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Sementara, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol tidak akan bertemu dengan Pelosi karena sedang berlibur. Keduanya hanya berbicara melalui sambungan telepon, menurut kantor kepresidenan Korea Selatan.
Kunjungan ke Korea Selatan ini terjadi sehari setelah kunjungan tingkat tinggi ke Taiwan, yang dilakukan untuk memperbarui komitmen “kuat” Washington yang membela demokrasi di pulau berpemerintahan sendiri itu meski menuai peringatan keras dari China.
Beijing menyatakan siap meluncurkan manuver militer terbesarnya ke Taiwan sebagai respon atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Pelosi adalah pejabat tertinggi AS pertama dalam 25 tahun yang mengunjungi Taiwan meskipun ada peringatan keras dari China, yang menganggap pulau itu sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan berada dibawah kendalinya, dengan paksaan jika perlu.
“Hari ini dunia menghadapi pilihan antara demokrasi dan otokrasi,” kata Pelosi dalam pidato singkatnya saat bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
“Tekad Amerika untuk melestarikan demokrasi, di sini di Taiwan dan di seluruh dunia, tetap kuat,” tambahnya.
China memandang kunjungan pejabat asing ke Taiwan sebagai pengakuan atas kedaulatan pulau itu.(chm)