- tim tvone/Abdul Gani
Kementerian Keuangan Pastikan Perekonomian Indonesia Tak Terdampak Kebangkrutan SVB
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suhasil Nazara memastikan perekonomian Indonesia tidak terdampak atas kebangkrutan yang dialami oleh Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Capital, dan Signature Bank yang berpusat di Amerika Serikat.
Hal ini terjadi, lantaran Indonesia sendiri tidak menjalin kerja sama atau melakukan investasi terhadap ketiga bank tersebut sehingga tidak mengalami dampak apa pun.
"Kalau afiliasi langsung ke Indonesia tidak ada. OJK kemarin mengeluarkan rilis, mengatakan bahwa dampak langsung SVB ke Indonesia diperkirakan tidak terjadi," kata dia, saat konferensi pers, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Kendati demikian, Indonesia tetap harus waspada jika sewaktu-waktu mengalami permasalahan yang serupa.
Dampak kebangkrutan yang dialami oleh SVB sendiri memberi pengaruh kepada beberapa bank di Eropa hingga Inggris lantaran mereka menjalin afiliasi dengan SVB.
"Sekarang kalau kita lihat beberapa bank di Eropa, Inggris, itu kemudian sudah melihat afiliasinya dan sudah mengambil langkah pencegahan," tuturnya.
Hal ini menjadi pelajaran bagi Indonesia sendiri, bahwa bank kecil SVB dapat membuat keseluruhan sistem keuangan di Amerika Serikat menjadi berisiko.
"Dengan demikian, ini pelajaran yang harus dilihat lagi supaya setiap sektor keuangan di Indonesia melihat lagi internalnya masing-masing," pungkas dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) berhasil menggoyangkan kepercayaan seluruh sektor keuangan Amerika Serikat.
"Ini yang menggambarkan bahwa bank kecil seperti SVB dalam ukuran Amerika yang jumlah aset dari perbankan bisa mencapai USD1,3 kuadriliun. Angka 200 miliar aset itu bisa menggoyangkan seluruh kepercayaan sektor keuangan mereka," kata Sri Mulyani, saat konferensi pers APBN, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Oleh karena itu, wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memperingati agar tetap waspada karena aset sebesar 200 miliar milik SVB dikatakan tergolong kecil namun berhasil menimbulkan guncangan Benua Merah.
"Yang harus kita waspadai sekarang adalah kondisi pasar global seperti yang terjadi dalam weekend terakhir ini penutupan SVB yang relatif kecil, tetapi telah menimbulkan guncangan yang signifikan dari sisi kepercayaan di deposan Amerika Serikat," jelasnya. (agr/aag)